Pengalaman penderita diabetes dan stroke dari Pekalongan (sumber: Suara Merdeka, 20 juni 2003)
Dua tahun saya menderita kencing manis dan stroke yang mengakibatkan lumpuh total. Tentu saja kondisi tersebut membuat aktivitas saya sebagai pengajar SD ikut terhenti. Dalam pengobatan, saya sangat mengutamakan pengobatan medis. Saya baru mengupayakan pengobatan alternative setelah menilai pengobatan medis berjalan sangat lambat.
Dalam keprihatinan, sejawat guru membawakan kefir bening. Hal tersebut membuat saya ingat kliping yang pernah saya simpan mengenai khasiat kefir. Tiga hari pertama mengkonsumsi, saya mulai merasakan manfaatnya, dan setelah sebulan setengah mengkonsumsi, hasilnya cukup signifikan. Stroke saya mulai sembuh, ditandai dengan sembuhnya lumpuh saya dan saya dapat berjalan. Gula darah menunjukkan penurunan cukup menggembirakan, dari 462 turun menjadi 131. Yang lebih menggembirakan saya adalah saya dapat mengajar lagi. Tulisan ini saya buat semata-mata dengan harapan bermanfaat bagi sesama.
Disadur dari tulisan laura
Pengalaman penderita impotensi dari Pekalongan (sumber:Suara Merdeka, 19 Maret 2005)
Saya mempunyai keluhan selama lebih dari dari 2 tahun, dan berupaya menyembuhkan gangguan tidak berfungsinya alat reproduksi saya dengan normal dalam melaksanakan tugas suami istri. “Alat” saya tidak mau bangun meski sudah diobati, baik secara medis maupun non-medis, bahkan dengan minum jamu. Penyembuhan alternative tidak terhitung jumlahnya. Kondisi ini membuat saya kecil hati dan rendah diri. Hanya kesabaran dan ketelatenan istri yang terus memberi semangat agar saya optimis dan berikhtiar. Hal inilah yang membesarkan hati. Saya merasa peran istri cukup besar dalam proses penyembuhan saya.
Disadur dari tulisan laura
Pengalaman penderita impotensi dari Pekalongan (sumber:Suara Merdeka, 19 Maret 2005)
Saya mempunyai keluhan selama lebih dari dari 2 tahun, dan berupaya menyembuhkan gangguan tidak berfungsinya alat reproduksi saya dengan normal dalam melaksanakan tugas suami istri. “Alat” saya tidak mau bangun meski sudah diobati, baik secara medis maupun non-medis, bahkan dengan minum jamu. Penyembuhan alternative tidak terhitung jumlahnya. Kondisi ini membuat saya kecil hati dan rendah diri. Hanya kesabaran dan ketelatenan istri yang terus memberi semangat agar saya optimis dan berikhtiar. Hal inilah yang membesarkan hati. Saya merasa peran istri cukup besar dalam proses penyembuhan saya.
Istri saya menunjukkan adanya tulisan mengenai khasiat kefir, dan dengan telaten tiap hari menyuguhkan saya kefir untuk diminum. Tidak adanya perubahan dalam minggu pertama membuat saya cemas. Lagi-lagi istri membesarkan hati dan terus memompa semangat agar saya tidak patah semangat dan melanjutkan minum. Pada hari ke-11, saat bangun tidur, “alat” saya bisa bangun. Saya terkejut antara percaya dan tidak. Saya semangat melanjutkan minum kefir dengan berpikiran agar lebih sempurna kesembuhan saya, sampai 21 hari saya menkonsumsi kefir. Sekarang keluhan yang berhubungan dengan tugas suami telah sembuh, dan saya merasa menjadi sempurna.
Disadurdari tulisan Laura
Pengalaman seorang penderita diabetes turunan, dari Edy Purwanto, Slawi, Tegal (sumber: majalah Intisari No.32, Edisi Mei 2006)
Sebagai penderita diabetes karena genetika, kondisi saya sangat menyedihkan selama 16 tahun terakhir. Berat badan saya semula 65 kg hanya tinggal 45 kg (keluhan banyak orang yang sudah menderita diabetes banyak mengalami komplikasi). Meski saya selalu disiplin minum obat dan periksa ke dokter serta melakukan senam pernapasan, komplikasi tetap terjadi; pengelihatan kabur, impotensi, nyeri sekujur tubuh dan telapak kaki terasa tebal. Ini merupakan cerita umum penderita diabetes.
Disadurdari tulisan Laura
Pengalaman seorang penderita diabetes turunan, dari Edy Purwanto, Slawi, Tegal (sumber: majalah Intisari No.32, Edisi Mei 2006)
Sebagai penderita diabetes karena genetika, kondisi saya sangat menyedihkan selama 16 tahun terakhir. Berat badan saya semula 65 kg hanya tinggal 45 kg (keluhan banyak orang yang sudah menderita diabetes banyak mengalami komplikasi). Meski saya selalu disiplin minum obat dan periksa ke dokter serta melakukan senam pernapasan, komplikasi tetap terjadi; pengelihatan kabur, impotensi, nyeri sekujur tubuh dan telapak kaki terasa tebal. Ini merupakan cerita umum penderita diabetes.
Saat itu sedang heboh suatu buah berkhasiat obat, dan saya coba mengkonsumsinya. Bulan ke-1, saya tidak merasakan adanya perubahan, malah kadar gula darah naik dari 481 ke 487 reduksi urine (red ur) (+ + +). Bulan kedua, gula darah naik ke 498 red ur (+ + +) dan segala keluhan tetap ada.
Ada heboh lain minyak nabati yang juga berkhasiat obat, saya pun tidak ketinggalan mengkonsumsinya. Dalam sebulan gula darah naik menjadi 517 red ur (+ + +) sehingga saya tidak melanjutkan konsumsi.
Ada heboh lain minyak nabati yang juga berkhasiat obat, saya pun tidak ketinggalan mengkonsumsinya. Dalam sebulan gula darah naik menjadi 517 red ur (+ + +) sehingga saya tidak melanjutkan konsumsi.
Ditengah keputusasaan, saya mendapat saran untuk mengkonsumsi kefir bening. Minggu ke-1, pengelihatan kabur tinggal 50%, impotensi membaik, nyeri di tubuh dan rasa tebal di telapak kaki berkurang. Lalu diakhir bulan, gula darah yang semula 517 menjadi 182 red ur. Semua komplikasi sembuh, berat badan menjadi 51 kg.
Bulan berikutnya saya tetap menkonsumsi kefir bening dengan volume sama. Tetapi karena melihat hasil yang menggembirakan, saya memberanikan mengkonsumsi lebih dan bekerja lebih banyak. Hasilnya 152 red ur dan berat badan menjadi 61 kg.
Saya bersyukur karena segala keluhan benar-benar hilang. Menyadari penyembuhan diabetes sangat sulit, selanjutnya saya tetap tidak ragu mengkonsumsi kefir untuk perawatan. Pengalaman saya ini merupakan penyembuhan alami tanpa efek samping.
Di bulan-bulan berikutnya, saya takut control gula darah karena khawatir naik (meski tanpa keluhan) dan berat badan saya naik lagi menjadi 65 kg. Akhirnya saya memberanikan diri mengecek gula darah dan ternyata gula darah saya stabil diangka 120 red ur. Semua data hasil pemeriksaan laboratorium ada pada Redaksi (Intisari).
Disadurdari tulisan Laura
Kefir Bening Efektif Obati Diabetes
PENYAKIT kencing manis atau diabetes merupakan penyakit yang sangat ditakuti saat ini. Diabetes kebanyakan diderita oleh usia lanjut, tetapi usia di bawah 40 tahun ada pula yang bisa terkena. Saya dinyatakan diabetes secara medis sejak 1987. Saat itu belum terasa dampaknya dan masih aktif kerja sebagai PNS. Puncak penderitaan sekira tahun 1996, kadar gula saya 300 lebih, saya hanya menggunakan pengobatan medis dan belum menampakkan hasil. Fisik terasa lemah, wajah pucat, bahkan berat badan turun, yang semula 60 kg menjadi 45 kg. Saya selalu mengikuti berita dari media yang memuat berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan. Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan untuk berikhtiar untuk kesembuhan, pengobatan alternatif sudah saya coba, mulai dari pijat, jamu godogan, obat dari MLM, dan obat dari luar negeri.
Saya pernah mencoba minum salah satu obat. Pada mulanya, kadar gula bisa turun, tetapi lama-lama naik lagi. Saya coba ramuan dari Cina, bisa turun, tetapi hanya sedikit. Pada 27 Juli 2003, saya baca surat pembaca “PR” mengenai kefir bening, kemudian saya kliping. Akhirnya saya coba beli dan minum selama 10 hari, di badan rasanya enak dan rasanya seperti bertenaga lagi. Kadar gula yang semula 311, alhamdulillah turun menjadi 157, dan berat badan saya mulai naik lagi (terlampir bukti hasil pemeriksaan laboratorium).
Sampai sekarang saya terus mengonsumsi kefir bening. Hasil tes laboratorium menunjukkan gula darah saya sekarang cukup stabil. Saya ucapkan terima kasih pada redaksi karena memuat informasi tersebut sehingga sekarang saya jadi lebih sehat.
Saya bersyukur karena segala keluhan benar-benar hilang. Menyadari penyembuhan diabetes sangat sulit, selanjutnya saya tetap tidak ragu mengkonsumsi kefir untuk perawatan. Pengalaman saya ini merupakan penyembuhan alami tanpa efek samping.
Di bulan-bulan berikutnya, saya takut control gula darah karena khawatir naik (meski tanpa keluhan) dan berat badan saya naik lagi menjadi 65 kg. Akhirnya saya memberanikan diri mengecek gula darah dan ternyata gula darah saya stabil diangka 120 red ur. Semua data hasil pemeriksaan laboratorium ada pada Redaksi (Intisari).
Disadurdari tulisan Laura
Kefir Bening Efektif Obati Diabetes
PENYAKIT kencing manis atau diabetes merupakan penyakit yang sangat ditakuti saat ini. Diabetes kebanyakan diderita oleh usia lanjut, tetapi usia di bawah 40 tahun ada pula yang bisa terkena. Saya dinyatakan diabetes secara medis sejak 1987. Saat itu belum terasa dampaknya dan masih aktif kerja sebagai PNS. Puncak penderitaan sekira tahun 1996, kadar gula saya 300 lebih, saya hanya menggunakan pengobatan medis dan belum menampakkan hasil. Fisik terasa lemah, wajah pucat, bahkan berat badan turun, yang semula 60 kg menjadi 45 kg. Saya selalu mengikuti berita dari media yang memuat berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan. Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan untuk berikhtiar untuk kesembuhan, pengobatan alternatif sudah saya coba, mulai dari pijat, jamu godogan, obat dari MLM, dan obat dari luar negeri.
Saya pernah mencoba minum salah satu obat. Pada mulanya, kadar gula bisa turun, tetapi lama-lama naik lagi. Saya coba ramuan dari Cina, bisa turun, tetapi hanya sedikit. Pada 27 Juli 2003, saya baca surat pembaca “PR” mengenai kefir bening, kemudian saya kliping. Akhirnya saya coba beli dan minum selama 10 hari, di badan rasanya enak dan rasanya seperti bertenaga lagi. Kadar gula yang semula 311, alhamdulillah turun menjadi 157, dan berat badan saya mulai naik lagi (terlampir bukti hasil pemeriksaan laboratorium).
Sampai sekarang saya terus mengonsumsi kefir bening. Hasil tes laboratorium menunjukkan gula darah saya sekarang cukup stabil. Saya ucapkan terima kasih pada redaksi karena memuat informasi tersebut sehingga sekarang saya jadi lebih sehat.
H. Suratma
Lingk. Cipadung RT 2 RW 6
Kab. Sumedang
Lingk. Cipadung RT 2 RW 6
Kab. Sumedang
Sehat Kembali
Beberapa waktu lalu saya baca mengenai kencing manis yang ditulis Sdr Ciptono, Batang dan sembuh setelah minum kefir bening. Demikian juga yang dialami paman saya di Sumedang, secara medis dinyatakan terkena diabetes sejak tahun 1987 dan puncak penderitaan terjadi tahun 1996 dengan kadar gula 300 mg/dl.
Ketika itu beliau hanya menggunakan pengobatan medis dan belum menampakkan hasil fisik terasa lemah, wajah pucat, bahkan berat badan turun, semula 60 kg menjadi 45 kg. Berbagai macam pengobatan telah dicoba mulai dari pijat, jamu godokan, obat dari luar negeri. Kemudian beliau mendapat informasi dari koran mengenai diabetes dan kefirbening. Akhirnya dicoba 10 botol, di badan terasa enak dan bertenaga lagi. Begitu pula kadar gula yang semula 311 mg/dl turun menjadi 157 mg/dl dan berat badan naik lagi. Hasil lab terakhir gula darah 123 mg/dl.
Sampai sekarang terus mengonsumsi. Beliau sekarang bisa melakukan aktivitasnya sebagai dosen dengan tenang. Kesembuhan dari diabetes identik dengan pola hidup yang disiplin. Semoga pengalaman keluarga kami bermanfaat bagi sesama.
Ketika itu beliau hanya menggunakan pengobatan medis dan belum menampakkan hasil fisik terasa lemah, wajah pucat, bahkan berat badan turun, semula 60 kg menjadi 45 kg. Berbagai macam pengobatan telah dicoba mulai dari pijat, jamu godokan, obat dari luar negeri. Kemudian beliau mendapat informasi dari koran mengenai diabetes dan kefirbening. Akhirnya dicoba 10 botol, di badan terasa enak dan bertenaga lagi. Begitu pula kadar gula yang semula 311 mg/dl turun menjadi 157 mg/dl dan berat badan naik lagi. Hasil lab terakhir gula darah 123 mg/dl.
Sampai sekarang terus mengonsumsi. Beliau sekarang bisa melakukan aktivitasnya sebagai dosen dengan tenang. Kesembuhan dari diabetes identik dengan pola hidup yang disiplin. Semoga pengalaman keluarga kami bermanfaat bagi sesama.
Maryono
Jl S Parman 890 Rt 5/Rw 3 Kampung Baru, Purwokerto
Jl S Parman 890 Rt 5/Rw 3 Kampung Baru, Purwokerto
Benar, Kefir Meringankan Diabetes
MEMBACA Surat Pembaca dari Sdr. Kasmadi (“Pikiran Rakyat” 24 Oktober 2004) saya perlu menguraikan pengalaman saya tentang diabetes.
Saya adalah pengajar di Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Bandung. Saya mulai menderita diabetes sejak tahun 2002, dan komplikasinya membuat penglihatan saya terganggu sehingga saya tidak bisa mengajar sejak bulan Februari 2003.
Setelah mendengar tentang kefir, saya menghubungi pembuat/peneliti kefir, yang kemudian datang ke rumah saya pada bulan April 2004. Setelah melihat kondisi saya (yang tidak dapat mengenali orang dari jarak 1 meter), saya dianjurkan untuk meminum kefir utama (berwarna putih dan kental, dengan rasa seperti yoghurt) dan kefir bening. Dalam sehari saya mengonsumsi 3 gelas kefir utama dan 2 gelas kefir bening selama kurang lebih satu bulan.
Pelan-pelan kondisi tubuh saya membaik, seiring dengan penglihatan saya juga makin jelas. Tiga bulan setelah mengonsumsi kefir, saya sudah dapat membaca dengan kacamata plus 4, dan sudah dapat mengendarai mobil lagi, serta kembali mengajar di Unsiba sejak Agustus 2004. Saat ini saya mengonsumsi 2 gelas kefir utama dan 1 gelas kefir bening sehari.
Berdasarkan keterangan yang saya terima, hal penting tentang kefir:
1. Kefir adalah pangan probiotik, yaitu susu murni yang difermentasi dengan kefir grains, yang berfungsi sebagai sumber gizi yang lengkap, dan membantu terjadinya metabolisme tubuh secara baik.
2. Kefir bening adalah bagian dari kefir yang sebagian komponen probiotik, dan komponen lain yang tidak larut dikeluarkan. Kefir ini sangat cepat diserap oleh tubuh dan sangat mudah masuk dalam proses metabolisme.
3. Pada prinsipnya kefir adalah makanan, namun juga memiliki khasiat penyembuhan.
Saya adalah pengajar di Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Bandung. Saya mulai menderita diabetes sejak tahun 2002, dan komplikasinya membuat penglihatan saya terganggu sehingga saya tidak bisa mengajar sejak bulan Februari 2003.
Setelah mendengar tentang kefir, saya menghubungi pembuat/peneliti kefir, yang kemudian datang ke rumah saya pada bulan April 2004. Setelah melihat kondisi saya (yang tidak dapat mengenali orang dari jarak 1 meter), saya dianjurkan untuk meminum kefir utama (berwarna putih dan kental, dengan rasa seperti yoghurt) dan kefir bening. Dalam sehari saya mengonsumsi 3 gelas kefir utama dan 2 gelas kefir bening selama kurang lebih satu bulan.
Pelan-pelan kondisi tubuh saya membaik, seiring dengan penglihatan saya juga makin jelas. Tiga bulan setelah mengonsumsi kefir, saya sudah dapat membaca dengan kacamata plus 4, dan sudah dapat mengendarai mobil lagi, serta kembali mengajar di Unsiba sejak Agustus 2004. Saat ini saya mengonsumsi 2 gelas kefir utama dan 1 gelas kefir bening sehari.
Berdasarkan keterangan yang saya terima, hal penting tentang kefir:
1. Kefir adalah pangan probiotik, yaitu susu murni yang difermentasi dengan kefir grains, yang berfungsi sebagai sumber gizi yang lengkap, dan membantu terjadinya metabolisme tubuh secara baik.
2. Kefir bening adalah bagian dari kefir yang sebagian komponen probiotik, dan komponen lain yang tidak larut dikeluarkan. Kefir ini sangat cepat diserap oleh tubuh dan sangat mudah masuk dalam proses metabolisme.
3. Pada prinsipnya kefir adalah makanan, namun juga memiliki khasiat penyembuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar